Entah apa yang harus kutulis, apa yang mesti ku lakukan, dan membaca situasi yang kian hari kian menggilla. Kau tahu sobat, kemarin aku menemukan sesuatu yang membuatku berdecak kagum. Bukan. Bukan, bukan. Kau tahu, masa tak tahu. Dia adalah sebuah tanda tanya besar yag akan membuka lebar jantung haiku nanti. Yah, seorang gadis manis, dengan ukiran lesung di pipi merahnya. Aduhai.....cantiknya. Jika orang lain bilang aku jatuh cinta. Tidak bagiku. Lantas!.
Lebih dari jatuh. Ah..tak usah di bahas aku saja tak tahu apa yang harus aku katakan kepadamu sobat, bukan malu. Tapi rasa keingintahuan yang sungguh besar kepadanya. Seperti membelai angin yang terlalu lembut, untuk ku pegang. Menyapanya membuatku tampak seperti terhunus keindahannya.
Semoga apa yang aku rasakan ini adalah sebuah hakikat manusia untuk memiliki.
6 Des 2009
4 Des 2009
Lesung Pipit
Beberapa minggu yang lalu aku terlihat seperti hantu "menakutkan". Katanya sambil tersipu malu. Ah rasanya aku menyadari. Mungkin sebagian orang akan berstigma cowok gondrong itu identik dengan semrawut, nakal, atau yang lebih miris kriminal. Memang itu pilihan kita terserah, lah wong "bapake mamane" aku saja ga ngomel-ngomel. Itu sekarang waktu dulu awal-awal aku merintis usaha melestarikan usaha perawatan rambutku, ya sperti itu. Ngomel-ngomel terus bapak ibu.
"Kamu itu "cagur" mbok ya dandanane sing patut".
"Inggih pak...".
Ya seperti itulah, prolog dari cerita ini.
Lesung pipit itu kembali membutakan mataku. Rasanya tak ingin aku melewatkan sedetikpun untuk mengalihkan mata ini. Sayang jika terlewat bisa-bisa dia terburu pergi. Gadis kerudung putih itu kembali membuatku tercabik rasa takjub. Kembali lesung pipit itu membutakan mataku. Jadi ingat dengan sebuah cerita Romawi kuno, Odipus yang membutakan matanya gara-gara dia jatuh cinta pada seorang wanita. Ternyata wanita itu ibunya sendiri. Ya, sungguh Dia sang Maha Perfect yang telah menciptakan makhluk yang satu ini, dengan keistimewaannya masing-masing.
Ohhhhhh.......
Tulung...tulung...
Rasanya untuk posting yang satu ini, hanya sampai disini dulu.
"Kamu itu "cagur" mbok ya dandanane sing patut".
"Inggih pak...".
Ya seperti itulah, prolog dari cerita ini.
Lesung pipit itu kembali membutakan mataku. Rasanya tak ingin aku melewatkan sedetikpun untuk mengalihkan mata ini. Sayang jika terlewat bisa-bisa dia terburu pergi. Gadis kerudung putih itu kembali membuatku tercabik rasa takjub. Kembali lesung pipit itu membutakan mataku. Jadi ingat dengan sebuah cerita Romawi kuno, Odipus yang membutakan matanya gara-gara dia jatuh cinta pada seorang wanita. Ternyata wanita itu ibunya sendiri. Ya, sungguh Dia sang Maha Perfect yang telah menciptakan makhluk yang satu ini, dengan keistimewaannya masing-masing.
Ohhhhhh.......
Tulung...tulung...
Rasanya untuk posting yang satu ini, hanya sampai disini dulu.
to be continued
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Mengenai Saya
- Kukuh A. Bakhtiar
- Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
- Lahir di Banyumas, Jawa Tengah. dengan nama Kukuh Aji Bakhtiar. tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, fakultas KIP. Aktif di kegiatan UKM Teater PERISAI